Setitik
air yang hina dina
Segumpal
darah yang tiada harga
Sesosok
tubuh yang tiada daya
Sebatas gerak yang belum mampu menjangkau
Itulah
awal diriku
Dalam
rahimmu aku disempurnakan
Dari
kandunganmu aku dikeluarkan
Dalam
pangkuanmu aku dimanjakan
Dalam
buaianmu aku dibesarkan
Dalam
asuhanmu aku dicerdaskan
Air
susumu kuteguk habis menghilang
Waktu dan kecantikanmu
kurenggut sirna melayang
Dengan
jasamu aku dapat berdiri
Dengan
perjuanganmu aku dapat berjalan
Dengan
kelembutanmu aku lantang bicara
Ikhlasmu...
Kelembutanmu...
Kasih sayangmu...
Pengorbananmu...
Perjuanganmu tiada banding
Ya
Allah...
Aku
tidak berdaya
Aku
ingin bertekuk lutut padanya
Aku
tidak sanggup membayar semua kebaikannya
Aku
tidak sanggup membalas semua jasanya
Hanya
air mata permohonan yang mampu ku panjatkan kepada-Mu...
Ya
Allah...
Engkau
maha pemurah
Rengkuhlah
dia dalam naungan-Mu
Peluk dia dengan ridho, rahman, rahim & maghfiroh-Mu
Untuk
bundaku tercinta
Ci mata nu jadi indung, nu nungtun rido pangeran..
Kanyaah nu jadi indung, nu ngajaga kahormatan...
Doa nu jadi indung, nu nangting jalan kasalametan..
Tapi sing waspada!!!
Kanyerian nu jadi indung
Nu ngondang
laknat pangeran.
(entah kenapa saat bikin puisi ini kayak De javu gitu ke zamannya SMP dulu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar