Selasa, 28 Juni 2016

Bismillahirrohmaanirrohiim...
Alhamdulillaah, Laa haula walaa quwwata illa billaah. SKRIPSI!!!

Rabu, 22 Juni 2016

“Bukan Lagi Tentang Aku dan Dia tapi ini tentang-Mu, Sang Pemilik Cinta”

“Bukan Lagi Tentang Aku dan Dia tapi ini tentang-Mu, Sang Pemilik Cinta

Apakah ini kesalahanku???
Yang kala itu, untuk pertama kalinya melihat dia,
Dia yang setelah itu selalu kuperhatikan diam-diam,
Dia yang telah mencuri separuh hati dan hidupku,
Dia yang seterusnya selalu kukagumi dan terus kukagumi.

Tapi kenapa harus tentang dia yang mengusik sebagian dari hidupku???
Kenapa bukan yang lain?
Mungkinkan akan ada sesuatu antara aku dan dirinya,
Sesuatu yang sangat sulit untuk ku mengerti,
Sesuatu yang  tidak mampu digambarkan ataupun diungkapkan

Kuluapkan semua tentangnya lewat tulisan,
Ku simpan semua yang ada pada dirinya dalam hatiku
Kupendam semua anganku tentangnya pada gelapnya malam
Dan hanya akan ku ceritakan tentangnya pada-Mu
Pada sang pemilik keindahan siang dan malam lewat setiap doa-doaku

Aku tak ingin seorangpun mengetahui tentangnya, tengtangku
Tentang perasaanku terhadapnya!!
Biarlah aku hanya menjadi “Secret Admirer”nya
Yang menikmati setiap misteri dan rasaku sendiri
Yang tidak mengharap lebih darinya, apapun itu!

Namun entah kenapa, dihari itu semuanya terasa berbeda
Ada perjanjian dan pertemuan antara aku dan dirinya
Yang berawal di kota pelajar, tempat dimana aku menyadari kehadirannya
Ya! Aku dan dirinya, bertemu dalam suasana yang belum pernah aku alami sebelumnya
Merasa malu, canggung, diam, sunyi, beku!!

Namun dia mulai mencairkan suasana
Dia mulai bertanya, akupun menjawab
Begitupun sebaliknya,
Seterusnya kita mulai bicara, berbagi cerita dan tertawa
Semuanya tentang aku dan dia

Meluangkan waktu senggang bersama
Melewati setiap jengkal keindahan kota
Menerobos setiap tetes air hujan yang mengguyur bumi
Mengenalkan setiap tempat yang menakjubkan
Berbagi mimpi dan harapan

Aku bahagia! Begitupun dirinya
Meski aku tak merasa yakin dia benar-benar bahagia bersamaku
Tapi aku menikmati kebersamaan dengannya
Meski bagiku ini sedikit hambar
Karena ada sesuatu dari dirinya yang tak mampu terbaca olehku

Dan sepertinya aku mulai hanyut dalam perasaanku sendiri
Selalu membayangkan tentang aku dan dia
Menjadi sebuah kata “kita”
Harusnya kutegaskan kembali pada diriku
Bahwa “Aku hanya akan menjadi pengagum dirinya!  Tidak untuk berharap lebih dari ini!”

Aku dan dia terus bersama
Meski bukan sebagai “kita”
Dan meski terbatas ruang dan waktu
Dia selalu meluangkan waktunya
Untuk terus menyapaku, mengingatkanku
Dan bercerita banyak tentang dirinya sendiri dan aku

Lagi-lagi, apakah aku salah?
Karena telah muncul perasaan lebih dari sekedar kagum terhadapnya
Tumbuh harapan untuk bisa terus bersamanya dan ingin memilikinya
Merajut cita dan cinta bersamanya
Dan mengahabiskan sisa hidup bersamanya

Namun ternyata benar!
Aku yang salah!
Salah tentang harapanku tentangnya
Karena ternyata semua bahagia yang telah dilalui bersamanya
Hanya sekedar mimpiku!

Ini mimpi!
Ya! Setelah obrolan disepertiga malam itu aku terlelap
Dan saat aku terbangun semuanya telah berakhir
Aku menyadari bahwa ini hanya sekedar mimpi
Bermimpi tentang kehadirannya yang telah mematahkan hatiku

Aku mulai digerogoti rasa sakit
Jiwaku mulai terguncang
Ragaku kian rusak
Dan hatiku semakin tak karuan
Karena selalu berfikir tentang dirinya

Apa yang salah dengan diriku Robb?
Salahkah aku memiliki rasa pemberian dari-Mu untuk dirinya?
Dia yang juga hamba-Mu
Ciptaan-Mu yang telah membuatku jatuh cinta
Dia???

Ya Robb! Aku tahu sekarang!
Ternyata aku benar-benar salah, salah sekali!!
Karena telah mengabaikan cinta hakikiku
Demi mengharap cinta semu yang mampu merusak hidupku
Dan aku telah membagi dari sepertiga malamku untuknya bukan untuk-Mu

Ampuni aku ya Robb
Ampuni untuk seluruh hidupku yang telah terbuang percuma
Tanpa dengan-Mu

Dan sekarang akan kutinggalkan semuanya
Ku akhiri semua tentang aku dan dirinya
Tentang kota hujan tempat tinggalnya
Tentang bintang dan cahayanya
Kututup buku tentangnya sebagai kenangan

Tidak akan ada lagi tentang dirinya tanpa seizin-Mu
Hanya akan selalu ada Engkau
Tentang doa-doaku pada-Mu
Tentang cintaku hanya untuk-Mu

Dan selamanya tentang-Mu, Robbku

Kamis, 09 Juni 2016

Aku Ingin Engkau!!!

Aku Ingin Engkau!!!


Tuhan...
Aku ingin engkau tetap menyayangiku meskipun diri ini berlari meninggalkan-Mu
Aku ingin engkau tetap mengingatkanku sekalipun sering diri ini melupakan-Mu
Aku ingin engkau tetap berada didekatku meskipun secara sengaja diri ini menjauhi-Mu
Aku tengah terombang-ambing dalam ketakutan
Dan terdampar dipesisir keputusasaan

Aku ingin engkau ya Robb!!!
Ingin cinta-Mu yang mampu membangunkanku dari kenistaan ini
Menuntunku merengkuh cahaya-Mu
Mengembalikan aku pada cinta-Mu yang hakiki
Mengejar para kekasih-Mu yang sudah pasti
Menjadikan-Mu segala-galanya yang bertahta disanubariku yang paling dalam
Dan diluasnya seluruh hidupku.


Ampuni aku Tuhan..

Minggu, 05 Juni 2016

Bangganya menjadi Tahanan Jeruji Suci, Kekasih Illahi...

Bangganya menjadi Tahanan Jeruji Suci, Kekasih Illahi...


Hari pertama menapakkan kaki ditanah penuh berkah ini rasanya seperti nano-nano sampai muncul sugesti tidak karuan, tidak nyaman dengan tempat baru, teman baru, keluarga baru, semuanya yang serba baru. Mulai merasa takut gak betah, takut diapa-apainlah, takut tidak sebebas kayak dirumah, semuanya jadi serba ditakutin, rasanya pengen ikut pulang lagi bareng sama orangtua. Namun aura tempat ini memiliki magnet yang sangat dahsyat nan menyejukkan jiwa, selintas terbayang janji hadiah terindah dari sang Maha Indah terus melambai-lambai, memanggil dan menarikku agar tetap teguh dalam niatan yang utama, rasa itu kemudian berperang menjadi sebuah perdebatan dalam hati dan fikiran, membuatku semakin dilema.
Akhirnya kukalahkan sugesti buruk yang memerangi kata hati ini, kutemukan jawabnya!!! Sepertinya menjadi salah satu penghuni dari para tahanan jeruji suci merupakan pilihan terbaik dalam hidup. Membatasi ruang kebebasan dengan berbagai pengaruh dunia luar yang semakin brutal, menggali ilmu agama dan dunia lebih dalam, mengasah keterampilan berbahasa dan soft skill lebih tajam, bersosialisasi dengan baik dan sesuai aturan Allah, lebih mendekatkan diri kepada sang Maha cinta bersama para tahanan jeruji suci lainnya, pasti akan sangat menyenangkan.
Dengan berat hati ku relakan kedua malaikat tersayang kembali pulang kerumah tanpa membawa kembali anak tercintanya. Mereka sudah yakin menitipkan buah cintanya di tempat ini dengan berbekal doa dan semangat yang ditanamkan dalam dada.
Bismillah ku mulai perjalanan dan perjuangan hidup sebagai Tahanan jeruji suci ini, melatih diri agar menjadi hamba yang tahu diri agar dapat mendaftar menjadi calon kekasih Illahi.
Perlahan mulai ku telusuri sudut-sudut tempat ini dari mulai bangsal suciku, kamar mandi, lapangan, mesjid, kantin, dan tempat lainnya. Satu-persatu calon keluarga baruku mulai bertegur sapa, melempar senyum, berpeluk hangat, bahkan sampai mengajak makan bersamapun tidak segan mereka tawarkan. Jeruji ini tidak hentinya didatangi gerombolan para calon tahanan lainnya belum lagi para tahanan terdahulu yang telah menghuni tempat penuh berkah ini, hingga tempat ini menjadi lautan manusia. Semuanya tidak membuatku merasa sesak ataupun penat justru rasa nyaman dan tersenyum bahagia yang menghias hidup, "Ya Allah, inikah tempatku sekarang?? inikah takdir yang kau ridhoi untukku??" gumamku dalam hati.
Di jeruji ini seemua aktivitas harus terjadwal apik dan dilakukan sendiri, tanpa bantuan dari orangtua dan keluarga. Mulai dari bangun tidur bergegas kekamar mandi untuk sekedar wudhu, mandi ataupun sambil mencuci pakaian harus disegerakan agar tidak terdahului yang lain. Sholat tahajud, bertadarus, sholat berjamaah, beri’tikaf ditempat yang paling Allah cintaipun menjadi hal yang wajib dilakukan.
Meskipun mata masih kesat dan masih ingin sembunyi dibalik selimut, namun ustadz/ustadzah dan kitab kuning telah menantikan para tahanan untuk memerangi rasa kantuknya dengan cara mengeja kalimat-kalimat yang terlukis rapi diatas kertas kuning tersebut. Setelah rasa kantuk perlahan mulai pergi tersapu cahaya mentari pagi, inilah saatnya tiba untuk mengantri sarapan, mandi dan bersiap-siap untuk belajar pelajaran umum, sampai detik-detik menegangkan ketika para bagian keamanan dan bagian bahasa menggedor pintu dan suaranya yang menggelegar telah mencuri seluruh nyanyian burung diarea kebun jambu belakang asrama ini, mereka berseru agar para tahanan segera berkumpul didepan kelas masing-masing untuk melaksanakan muhadatsah (percakapan bahasa asing) untuk kemudian dilanjutkan dengan kegiatan sekolah (belajar) pelajaran umum.
Teng-ting-tong, akhirnya jam pelajaran sekolahpun selesai sudah, semuanya berhamburan menuju kamar masing-masing demi meraih perangkat sholat dan dengan cepat berlari menuju masjid, setelah sebelumnya berdesak-desakan wudhu. Belum juga mulut ini kering dengan dzikir ba’da sholat dzuhur, kita harus segera bergegas demi memuaskan rasa lapar dengan mengantri lagi didapur “huuufffthh antriannya panjaaang sekaliiii, haduh kasian tuh cacing-cacing diperut, semangat sekali menabuh gendang diperut ini. Sabaaar!!!”.
Setelah puas menyumpal rombongan cacing-cacing diperut, waktunya berhafalan ataupun berbenah ria dikamar ataupun lokasi ternyaman masing-masing, ada yang ngerjain tugas sekolah, ngobrol, ngemil, ngangkatin jemuran, nyetrika, rapihin lemari, bahkan sampai tidur cantikpun tak luput dari rutinitas siang dijeruji suci ini.
Siang menjelang sore, siapa cepat dia dapat!! Apa tuh yang didapat? Hanya sebuah kamar mandi!! Hihihi. Padahal kamar mandi banyak lhoo, tapi itu tidak mampu menutup banyaknya jumlah para tahanan suci ini untuk dapat kamar mandi sendiri, jadi tetep harus ngantri juga. Ya iyalah, ini khan asrama bukan di rumah ataupun hotel. Namun inilah yang menjadi pelajaran moral disiplin para tahanan suci agar lebih menghargai tentang artinya berbagi bersama dan menahan diri.
Mandi sudah, berjamaah sholat ashar plus dzikiran yang amat sangat panjangpun telah dilalui meskipun dengan sedikit terkantuk-kantuk, tapi mata harus tetap terbuka, hati tetap fokus dan bibir tetap bergerak melafalkan asma-asma Allah. Hati-hati kalau ngantuk ataupun melamun jangan sampai ketahuan bagian keamanan, bisa-bisa dapet tiket kencan bareng nanti setelah ngaji ashar ataupun ketika belajar malam berlangsung. Hiiiiyy... sereem!.
Waktunya ngaji lagi, pengajian ataupun sekolah disini tidak sebebas diluar. Para tahanan laki-laki dan perempuan terpisah tembok peraturan, disatukan hanya pada acara-acara tertentu saja, seperti pengajian jamaah yang dipimpin oleh ketua asrama (pondok) langsung, ratiban, muhadhoroh akbar, acara akhir tahun dan acara khusus lainya. Kadang disela-sela pengajian jamaah itulah momen para cucu-cucu adam hawa ini saling mencuri pandang, melempar senyum, menitip asa, menerobos aturan yang telah ditetapkan asrama bahkan dilarang oleh pimpinan. Namun tidak semua makhluk Tuhan, manusia bahkan sekumpulan tahanan jeruji sucipun akan selalu bertindak benar ataupun salah. Adanya peraturan tentu bukan untuk dilanggar tapi untuk dipatuhi, karena adanya peraturan sebagai pencegahan bagi pelanggaran. Namun sekali tidak ada manusia yang sempurna, yang luput dari kesalahan dan setiap ada peraturan pasti ada saja yang melanggar, dan siapapun yang melanggar maka harus siap pula menghadapi konsekuensi hukuman yang telah menantinya dengan rasa malu akan kekalahan. Seperti hukuman berupa denda, dijemur ditengah lapang, digunduli, disuruh hafalin berlembar-lembar kitab atau al-Qur’an, disiram air (... tiiiit) didepan banyak orang dan lain sebagainya.
Setelah menyelesaikan pengajian sore berbonus wisata mata, para tahanan jeruji suci harus segera bersiap lagi menuju antrian makan ataupun melanjutkan antrian mandi yang tadi siang tidak sempat mendapatkan bagian kamar mandi. Lagi-lagi teriakan bagian keamanan mengingatkan para tahanan untuk tidak berleha-leha dan segera menempatkan diri ditempat yang paling Allah sukai untuk melaksanakan tadarus, hafalan dan sholat berjamaah maghrib dengan rantaian doa dan dzikir yang panjang.
Selesai sholat maghrib, inilah waktu yang sangat bagus untuk belajar memahami, memaknai dan meyerukan ayat-ayat Allah. Dengan sigap para tahanan berlari menuju kelas untuk segera menemui ustadz/ustdadzah masing-masing agar dapat mengobrol langsung dengan lantunan ayat-ayat sang maha pemilik jagat raya ini.
Panggilan terindah telah mendayu-dayu agar segera bergegas menemui sang pemilik alam raya ini, rasanya belum lama ini penghuni jeruji tersungkur pasrah dihadapan-Nya dan melafalkan asma-asma-Nya, namun inilah kewajiban sesungguhnya manusia sebagai hamba-Nya, selalu dan selamanya tetap beribadah hanya kepada-Nya.
Kewajiban sholat jamaah isyapun telah dilaksanakan bersama lantunan dzikirnya, masih berlanjut dengan pengajian yang menghabiskan waktu malam lumayan panjang, meskipun terkantuk-kantuk karena kelelahan akibat aktifitas tadi siang yang sangat menguras tenaga dan fikiran (Ya, karena kita masih baru ngerasain hidup dalam jeruji ini. Hehe :D)
Selesai pengajian malampun para tahanan mesti menyambungnya dengan kegiatan belajar malam bersama, tidak ada yang boleh ngobrol cekikikan, becanda atau bermalas-malasan. Sangat tidak dianjurkan!! :D. Semua para tahanan jeruji suci harus belajar.
Kegiatan wajib sebelum tidurpun sangat tidak boleh dilewatkan. Apa lagi tuuuh? Yuuupss benar, apalagi kalau bukan muhadastah (percakapan atau hafalan mufrodat bahasa asing). Para tahanan harus teriak-teriak ngafalin semua yang telah dikasih sama bagian bahasa dan sebelum para tahanan melepaskan rasa lelah dan penatnya bersama bantal dan selimut kesayangan, kegiatan membereskan perlengkapan pribadipun tidak boleh dilupakan, seperti mencuci tempat makan masing-masing, merapihkan pakaian dan sandal di depan kamar dan barang pribadi lainnya.
Melelahkan?! Pasti!! Rasanya ingin berlari pulang ke rumah, menikmati setiap waktu senggang dengan nonton tv, dengerin musik, mainin hp sambil telphon atau sekedar smsan, jalan-jalan bareng teman, ngobrol sambil cekikikan bersama teman atau keluarga dari mulai ngomongin A sampai Z tanpa harus pakai bahasa asing, makan dan mandi gak harus ngantri, bisa liatin idola dari dekat atau sekedar memuji-muji lewat tontonan acara tv. Disini mana ada waktu buat bersantai ria seperti itu, semuanya harus serba hati-hati, cepat, sibuk, rapi, terkendali dan terikat aturan.
Eeiiitttss, tapi tunggu dulu! Disini semuanya leebih istimewa, unik, dan menyenangkan. Meskipun kegiatan diawasi terus sama pengurus-pengurus tahanan namun semua itu sangat menantang dan pastinya semua yang ada dalam jeruji suci ini kesayangan Illahi dan insya Allah teman para Nabi.
Mungkin benar, hari dan bulan pertama sangat berat untuk dilalui, namun semuanya telah dilalui bukan?! Bahkan dinikmati dengan penuh perjuangan dan semangat yang berkobar untuk sampai melewati tahun pertama sampai tahun akhir perjalanan para tahanan dalam jeruji ini.
Pulang kampungpun hanya diperbolehkan 1 tahun sekali yaitu pada hari raya Iedul Fitri dengan berbagai macam syarat yang telah ditetapkan di jeruji suci ini seperti diwajibkan harus khatam Al-Qur’an terlebih dahulu, harus merampungkan hafalan kitab-kitab tertentu dan syarat-syarat penyambung cinta lainnya.
Ujian akhir Sekolah/Madrasah (UAS), praktek pengabdian masyarakat (PPM), Amaliah Tadris dan acara panggung gembira (PG) merupakan kegiatan akhir tahun yang wajib dilaksanakan para tahanan jeruji suci untuk menyempurnakan akhir dari perjalanan suci ini. Acara akhir tahun atau sering disebut hafwatul wada (wisuda) adalah momen yang paling menggembirakan sekaligus menyedihkan, bahagia ketika semua tahanan jeruji suci dinyatakan bebas dan dapat berkumpul lagi bersama keluarga tercinta dirumah, namun kesedihan melanda jiwa karena perpisahan dengan keluarga kedua ini menanti didepan mata.
Entah rasanya berat untuk berpisah dengan keluarga yang telah mengisi hari-hari selama perjuangan berat ini, terlalu sayang untuk mengakhiri masa-masa kebersamaan dengan para tahanan suci lainnya. Isak tangispun mulai menggema diseluruh sudut jeruji suci ini, tak ayal tempat inipun banjir dengan lautan air mata para tahanan.
Setiap pertemuan selalu ada perpisahan namun semua itu bukanlah alasan untuk memutuskan tali silaturahmi atau menghilangnya rasa sayang yang telah tertanam dalam hati para tahanan, justru akan memperkuat tali ukhuwah diantara para alumni jeruji suci ini.
Setelah para tahanan dibebaskan, semua diwajibkan untuk terus berdakwah dijalan Allah dan terus mengamalkan ilmu dijalan kebajikan. And see, ternyata benar!!! Dengan menjadi alumni justru para tahan  menjadi keluarga yang lebih besar lagi karena banyak diantara mereka untuk memutuskan mengikuti anjuran Rosulullah SAW, mencetak bibit-bibit unggul cucu adam hawa dan meneruskan perjuangan syiar Agama yang mampu menyelamatkan hidup dunia dan akhirat kelak.
Semoga para alumni tahanan jeruji suci dapat menjadi hamba yang hanya beribadah kepada Sang Pemilik alam raya dan selalu bersholawat kepada kekasih-Nya serta mampu menjadi insan yang bermanfaat untuk dirinya dan oranglain didunia dan akhirat.
And the last... Jangan pernah malu dan takut menjadi seorang “Tahanan  Jeruji Suci/Santri”!!!, Karena menjadi santri merupakan hal yang istimewa dan membanggakan.

Salam Silaturahim! J
Tulisan ini saya persembahkan untuk keluarga besar GMX dan PONPES Qotrun Nada


*Lagi belajar nulis, untuk kekurangannya mohon dimaklumi. 
Ditunggu untuk kritik dan sarannya. Semoga bemanfaat. J